Tim Densus Anti Teror, Jibom, Inafis dan Personil Gabungan Polda Sulteng menggeledah Rumah salah satu tersangka penembak polisi di BCA Cabang Palu di desa Pombeve Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, kemarin.
Empat orang pelaku penyerang polisi itu juga diduga anggota kelompok garis keras asal Poso. Penggerebekan ini berhasil mengamankan sebuah kendaraan roda dua beserta peralatan bengkel yang digunakan pelaku beraksi.
Petugas gabungan dari Detasemen Antiteror dan Brimob Polda Sulawesi Tengah menggeledah sebuah rumah milik pelaku penembakan di Poso, Minggu. Rumah itu adalah milik Hariyanto (27) yang berlokasi di Kelurahan Moengko Baru, Kecamatan Poso Kota.Setelah menggeledah seisi rumah, polisi yang sebagian besar bersenjata laras panjang kemudian menggeledah sejumlah bangunan yang terletak di sekitar rumah Hariyanto.Di sekitar rumah Hariyanto itu, polisi mendapati sejumlah amunisi, mesiu, bubuk belerang, dan sejumlah pipa besi. Polisi segera membawa barang-barang tersebut untuk diperiksa lebih lanjut.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Soemarno mengatakan, penggeledahan itu dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedua pelaku penembakan di depan Kantor BCA Palu yang telah ditangkap yakni Hariyanto dan Furqon. Mengenai penggeledahan rumah tersangka lainnya yang juga berdomisili di Kabupaten Poso, dia belum bisa memberikan informasi. Sebelumnya, pada Sabtu (28/5), polisi juga menggeledah rumah di Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi. Rumah itu milik Fauzan, terduga teroris yang saat ini menjadi buron.
Di dalam rumah tersebut, polisi menemukan sejumlah suku cadang sepeda motor dan peralatan bengkel. Polisi kemudian membawa peralatan itu untuk diperiksa lebih lanjut. Insiden penembakan di depan BCA Palu itu menewaskan dua polisi, dan seorang lainnya luka tembak di bagian kaki. Sementara itu, dua dari empat pelaku penembakan itu sudah ditangkap polisi. Dari tangan pelaku, polisi menyita tiga senjata api dan sebuah sepeda motor. Polisi masih memburu dua pelaku yang bersembunyi ke hutan di Kabupaten Poso. Pencarian itu melibatkan ratusan personel, karena kedua pelaku dianggap berbahaya dan memiliki senjata api.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi blog ini