Bandung pada libur akhir tahun ini memiliki tawaran yang tidak dimiliki kota lain, yakni pertunjukan musikal Lutung Kasarung.
Pergelaran yang digadang-gadang menyamai pertunjukan teater Broadway ini hanya bisa dinikmati di Bandung. Pertunjukan bertempat di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, sejak 27 Desember 2011 hingga 1 Januari 2012.
Pertunjukan tersebut akan menampilkan gerak tari maupun nyanyian kualitas prima dari 150 orang yang terlibat.
Kisah Lutung Kasarung berkisah tentang seekor monyet dari khayangan yang bertemu Putri Purbasari Ayuwangi yang dibuang oleh saudaranya, Purbararang, hanya demi berebut tahta Kerajaan Pasir Batang.
Penonton bisa menikmati pertunjukan ini dengan harga tiket dari Rp 150.000 untuk kelas 2, hingga Rp 650.000 untuk kelas VVIP.
Untuk malam pergantian tahun, pihak penyelenggara sudah menyiapkan pertunjukan khusus dengan menghadirkan Sambasunda, Sena Didi Mime, dan Asep Chilok Dance Company.
Untuk malam khusus itu, tiket dipatok Rp 175.000 untuk kelas 2 dan paling mahal Rp 750.000 untuk kelas VVIP.
Dalam jumpa pers di Bandung, Jumat (23/12/2011) ini, penggagas pertunjukan, Dede Yusuf, berharap kerja keras para pemain dalam berlatih terus menerus selama lima bulan akhirnya bisa terbayar.
Wakil Gubernur Jawa Barat ini mengungkapkan bahwa musikal Lutung Kasarung ini sekaligus menjadi ajang unjuk kebolehan bagi bibit seniman baru asal Jawa Barat. "Seluruh orang yang terlibat adalah orang Jawa Barat," ujarnya.
Namun, pihak yang menggarap musik, kostum, dan naskahnya, tetap berharap, agar pertunjukan ini bisa dinikmati seluruh penonton yang datang dari berbagai latar belakang.
Untuk itu, musik pun dibuat sedikit pop sementara kostumnya juga bergaya etnik futuristik.
Penata musik, Ismet Ruchimat berujar bahwa ciri khas Jawa Barat tetap terjaga terlepas upaya seluruh pihak untuk membuatnya bisa diterima banyak kalangan.
Didi Petet, sutradara pergelaran ini, berharap penonton bisa pulang dengan membawa pesan moral dari cerita rakyat yang takkan pernah lekang oleh waktu.
Meski sudah akrab sejak kecil dengan Lutung Kasarung yang bisa berarti monyet yang tersesat ini, Didi mengaku kisah, konflik, maupun moral ceritanya tetap relevan dengan kehidupan saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi blog ini