Bisnis 100% Tanpa Modal Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal Paid Review Indonesia banner4.gif Cafe Bisnis Online

Cara Lindungi Anak dari Ancaman Diabetes

Balita dan anak gemuk memang sangat menggemaskan. Pipi tembem dan tubuh gempal membuat gaya buah hati terlihat lucu. Namun, kegemukan bisa berbuah bencana: mengalami diabetes sejak usia muda.

Perubahan gaya hidup dan diet memengaruhi perkembangan penyakit kronis non infeksi. Salah satunya adalah pergeseran dari pola makan tradisional menjadi makanan modern, salah satunya kandungan gula tambahan berlebih.
Penurunan aktivitas fisik yang membatasi pengeluaran energi menyebabkan sindroma metabolik dan penyakit yang menyertainya seperti jantung, hipertensi, diabetes, stroke dan sebagainya.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2010, kejadian obesitas anak di bawah usia lima tahun selama tiga tahun terakhir  meningkat dari 12,2 persen menjadi 14 persen.

Ketua II Ikatan Dokter Anak Idonesia (IDAI) Prof Aman B Pulungan mengatakan, obesitas adalah penyakit yang mengarah pada diabetes. Kendati 90 persen diabetes berasal dari keturunan atau genetik, pengaruh lingkungan sangat memengaruhi jumlah kejadian obesitas.

"Makanan modern yang menjadi kesenangan anak-anak dan orang dewasa memiliki gula tambahan. Gula berlebih membuat orang semakin banyak makan," katanya dalam Kampanye Edukasi bertajuk 'Waspadai Bahaya Konsumsi Gula Tambahan Berlebih' di Jakarta, Selasa, 28 Februari 2012.

Padahal, gula berlebih yang ada dalam minuman ringan misalnya yang mengandung 140 kalori atau 39 gram melebihi kebutuhan gula harian 5-8 sendok teh setiap hari. "Kalau dikonsumsi setiap kali makan jumlah asupan gula bisa memicu resisten insulin yang akhirnya memunculkan diabetes."

Menurut Prof Aman, ada beberapa ciri anak-anak  yang sepatutnya 'dicurigai' untuk menjalani pemeriksaan diabetes, yaitu:

1. Usia lebih dari 10 tahun dan memiliki indeks massa tubuh  diatas persentil 85, atau berat badan pada persentil 120.

2. Memiliki dua faktor risiko lainnya, yaitu riwayat kegemukan dan diabates dalam keluarga serta riwayat ras. Ras Asia merupakan ras yang paling berisiko mengalami diabetes tipe 2.

3. Pada anak ditemukan tanda-tanda klinis resistensi insulin antara lain kehitaman dan daki pada leher, ketiak dan tangan.

"Bila menemukan dua dari tiga hal ini pada anak, skrining perlu dilakukan. Dan umumnya dokter anak telah mengetahuinya," ujarnya.

Bahkan pada anak usia di bawah 10 tahun, bila ada dugaan obesitas yang ditunjukkan dari BMI dan riwayat dalam keluarga, harus segera dilakukan skrining. "Perhatikan balita dan anak, apakah mereka terlihat kesulitan berjalan, sebaiknya lakukan skrining," imbaunya.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Prof Abdul Razak Thaha menjelaskan, Jepang yang melakukan pencegahan sejak dini patut diikuti, terutama karena ras Asia memiliki risiko tinggi diabetes. " Di Jepang ada kebijakan setiap kali masuk tahun ajaran baru semua siswa menjalani cek urin. Dan bila terdeteksi akan dilakukan skrining,"  katanya.

Pemerintah Jepang juga berhasil menerapkan agar semua restoran di negeri itu menampilkan berapa kalori makanan yang disajikan di sana. "Sementara di Indonesia, restoran siap saji kita tak pernah mencantumkan kalori dalam makanan mereka."

Pencegahan Sejak Dini
Membentuk pola makan anak sejak dini merupakan upaya menciptakan kebiasaan baik demi menjauhkan kegemukan dan diabetes dari buah hati.

Menurut Prof Razak, pengenalan makan sehat dan seimbang harus dikenalkan semenjak dini. Misalnya, saat anak diperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI), berikan makanan yang relatif tidak enak. "Perkenalkan sayuran yang memiliki rasa kurang enak sebelum anak mengenal makanan 'enak' dengan aneka rasa yang banyak kita jumpai sekarang," katanya.
Para pakar setuju, perlu ada kampanye dan edukasi kepada masyarakat untuk memilih makanan sehat, meningkatkan kesadaran akan bahaya konsumsi gula berlebih. Pemerintah juga harus melakukan upaya pencegahan dan pengendalian akibat konsumsi makanan yang berkaitan dengan konsumsi gula tambahan berlebih.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda sangat berarti bagi blog ini

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes