PanPan
Sumber China menyebutkan bahwa mereka menerima banyak utusan dari Panpan pada abad ke-5 dan abad ke-6 , dimana utusan tersebut ini mempersembahkan hasil-hasil perdagangan dan harta karun Budha. Utusan ini meminta persetujuan Kerajaan China agar PanPan dapat merdeka dari kekuasaan Funan dan mereka akan terus melakukan hubungan dengan Cina. Hubungan itu berupa hubungan kerjasama dalam bidang ekonomi dan politik. Dalam bidang ekonomi PanPan akan memberikan upeti dan utusan untuk diserahkan kepada Cina, sedangkan Cina akan berupaya untuk melindungi PanPan.
Sumber China juga menyebutkan bahwa kota di PanPan dibangun di dekat laut. Disana juga terdapat banyak Brahmana yang berasal dari India, para Biksu, dan Tao. Ini menunjukkan bahwa PanPan terpengaruh oleh kebudayaan dari Cina.
Setelah keruntuhan Funan pada abad ke-6 PanPan menjadi anggota Dvaravati, sebuah perkumpulan kota yang didirikan oleh Mon yang letaknya di delta sungai Menam. Letak PanPan sangat strategis mungkin itulah yang mengakibatkan kerajaan tersebut menjadi penguasa di Semenanjung Malaya setelah Kedah dan Langkasuka menjadi koloni Srivijaya.
PanPan mengalami keruntuhan setelah mendapatkan serangan dari Srivijaya. panPan kehilangan kontrol atas wilayah kekuasaanya terutama didaerah Siam dan Kedah. Daerah itu merupakan pusat ekonomi bagi PanPan. Dengan dikuasainya daerah itu oleh Srivijaya, maka PanPan menjadi sebuah daerah taklukan bagi Srivijaya. Namun Srivijaya tidak membentuk sebuah pemerintahn baru disana, mnamun Srivijaya memberikan hak otonomi kepada PanPan.
Langkasuka- Kedah.
Langkasuka mengirim utusan pertamanya ke China pada 515 M, bersamaan dengan jatuhnya Kerajaan Funan. Utusan dikirim oleh raja yang bernama Bhagadatta. Sumber- sumber yang menunjukkan mengenai kerajaan ini diantaranya catatan Liang Shu dan Ma Touan- Lin. Mereka menulis tentang tata cara pernikahan yang dilakukan di Langkasuka yang hampir sama denagn tata cara pernikahan bagi umat Hindu.
Langkasuka berdiri pada abad 7 M. Catatan Yi-Tsing menyebutkan bahwa Kedah pada periode 685 dan 689 menjadi bagian dari Kerajaan Srivijaya. Kedah dan Langkasuka menjadi bagian kekuasaan dari Srivijaya, karena kedua negara itu membutuhkan perlindungan keamanan dari Srivijaya. Srivijaya dapat memberikan fasilitas keamanan bagi negara tetangga karena pada waktu itu Srivijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar dan terkuat. Kehancuran Srivijaya akibat serangan dari Jawa, sehingga ketidakstabilan kondisi Srivijaya, merupakn faktor prndorong timbulnya negara-negara baru. Negara-negara yang dahulu berada dibawah kekuasaan Srivijaya mulai mendirikan negar sendiri yang berdaulat. Salah satu kerajaan itu adalah Kedah yang terletak di semenanjung Malaya,wilayahnya yang strategis dekat dengan Selat Malaka menjadi negara paling kuat dan paling kaya di Semenanjung Malaya.
Kantoli
Pada abad 5 M Kantoli sudah dikenal di Liang-Shu sebagai salah satu kerajaan penting pada jaringan perdagangan di luar pengaruh dan kekuasaan Funan. Ming Shu memberitahukan bahwa Sanfotsi ( nama China dari Srivijaya) adalah Kantoli. Ini diperkuat dengan letak Kantoli yang berada diantara Jambi dan Palembang. Kantoli juga bisa dianggap sebagai kerajaan awal sebelum munculnya kerajaan Srivijya atau melayu, bil aditinjau dari letak wilayahnya.
Kantoli mengirim utusan pertama ke Cina pada tahun 454 sampai dengan 464 M. Raja yang mengirim utusan itu bernama Sri Varanarendra sedangkan utusannya bernama Rudra, orang yang bersal dari India. Pada tahun 502 Kantoli dipimpin oleh Gautama Subhadra (yang merupakan putra dari Pyravaraman Vinyiavarman yang mengirim utusan ke China pada tahun 519 M).
Perekonomian Kantoli tergantung pada ekspor hasil hutan. Perekonomian ini dipengaruhi oleh letak Kantoli di pulau Sumatra yang memiliki hasil hutan yang melimpah dan sangat laku di pasaran. Kerajaan Kantoli mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Kemunduran ini akibat serangan dari Cina. Tetapi Cina tidak secara langsung menguasai Kantoli, Cina hanya membentuk sebuah pemerintahan otonomi di Kantoli, dengan dipilihnya Wendi untuk melakukan perombakan di Kantoli. Sehingga Kerajaan Kantoli dapat memperoleh kembali masa kejayaanya. Tetapi kejayaan itulah yang mengkibatkan keruntuhan Kerajaan Kantoli. Hal ini disebabkan karena kehidupan para bangsawanya yang suka berfoya-foya dan suka bermewah- mewahan. Hal ini diperparah dengan komoditi ekspor yang berupahasil hutan yang tidak laku di pasaran. Hal inilah yang membuat Kerajaan Kantoli runtuh.
Holotan
Kerajaan Holotan diperkirakan terletak di Jawa Barat atau Sunda. Berdasarkan catatan berita dari Fa Hsien pada tahun 412 M. Terdapat tujuh utusan yang dikirim ke China pada periode 430 sampai dengan 452 M. Utusan dikirim kepada raja Liu Sang pada 435 M. Adapun raja yang mengirim bernama Sri Paduka Purnavarman yang komplain karena diserang oleh negara tetangganya.
Agama Budha belum berkembang di Holotan, namun penduduk Holotan sudah mengenal agama Hindu dan animisme. Tidak ada bukti lanjutan mengenai kepemimpinan raja Sri Paduka Purnavarman setelah 452 M, ini diasumsikan bahwa kerajaan ini sudah dihancurkan oleh kerajaan tetangganya yaitu Tarumanegara.
Tarumanegara ( Tolomo )
Keberadaan kerajaan ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan batu-batu prasasti pada wilayah Jakarta dan Bogor. Bukti tersebut menyebutkan mengenai sebuah kerajaan Hindu yang bernama Tarumanagara yang diperintah oleh raja yang bernama Purnavarman. Teks tersebut berangka tahun pada pertengahan abad ke 5. Kekuasaan Raja Purnavarman meliputi Sungai Citarum sampai Selat Sunda. Adapun ibukota Tarumanagara sendiri berada diantara Tugu dan Bekasi.
Raja Purnavarman juga memerintahkan untuk membangun sebuah kanal irigasi. Selain itu juga terdapat prasati yang mencetak telapak kaki dari Purnavarman yang diibaratkan sebagai kaki dewa Wisnu, prasasti ini mirip dengan prasasti yng pernah dikeluarkan oleh Raja Gunavarman dari Funan..Hal itu dilakukan sebagai salah satu bukti, bahwa Purnavarman menjadi raja pada masa itu adalah penganut penyembah Wisnu yang taat.
Penemuan bukti-bukti mengenai kerajaan Tarumanagara di sepanjang pantai utara Jawa-Bali mengindikasikan bahwa sudah banyak terjadi aktivitas perdagangan disana sebelum Agama Hindu menebarkan pengaruhnya. Perdagangan melalui Laut Jawa sangatlah penting untuk melakukan jaringan perdagangan dengan Cina dan India.
Kerajaan ini mengirim utusan pertamanya ke China pada 528 M dan selanjutnya pada 666 M dan yang terakhir pada 669 M. Pada abad ke 7 M kerajaan tersebut mengalami kehancuran, hal ini dimungkinkan karena serangan Kerajaan Srivijaya.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi blog ini