Masalah disfungsi seksual tak hanya dialami pria, tapi juga wanita (female sex dysfunction/FSD). Mengobatinya dengan bentuk pengobatan tepat adalah solusi terbaik untuk kepuasan seks.
Keluhan terbanyak wanita usia 18-30 tahun adalah kesulitan mencapai orgasme, sedangkan wanita yang lebih tua sebagian besar mengeluh tentang kurangnya gairah seksual. Demikian fakta yang ditunjukkan sebuah survei baru terhadap pasien di klinik urologi New Jersey.
Dalam studi tersebut, peneliti bertanya pada 587 wanita berusia 18-95 tahun soal enam masalah utama FSD, yakni kurangnya keinginan, masalah gairah, kurangnya pelumasan, masalah mencapai orgasme, kurangnya kepuasan, dan rasa sakit selama hubungan seksual. Secara keseluruhan, sekira 63 persen wanita dilaporkan menderita disfungsi seksual.
Tiga masalah seksualitas teratas sesuai kelompok usia berikut ini, seperti diungkap Live Science:
Keluhan terbanyak wanita usia 18-30 tahun adalah kesulitan mencapai orgasme, sedangkan wanita yang lebih tua sebagian besar mengeluh tentang kurangnya gairah seksual. Demikian fakta yang ditunjukkan sebuah survei baru terhadap pasien di klinik urologi New Jersey.
Dalam studi tersebut, peneliti bertanya pada 587 wanita berusia 18-95 tahun soal enam masalah utama FSD, yakni kurangnya keinginan, masalah gairah, kurangnya pelumasan, masalah mencapai orgasme, kurangnya kepuasan, dan rasa sakit selama hubungan seksual. Secara keseluruhan, sekira 63 persen wanita dilaporkan menderita disfungsi seksual.
Tiga masalah seksualitas teratas sesuai kelompok usia berikut ini, seperti diungkap Live Science:
- Usia 18-30 tahun: orgasme (54 persen), hasrat (36 persen), dan kepuasan (28 persen).
- Usia 31-45 tahun: hasrat (48 persen), orgasme (43 persen), dan kepuasan (40 persen).
- Usia 46-54 tahun: hasrat (65 persen), kepuasan (53 persen), dan orgasme (48 persen).
- Usia 55-70 tahun: hasrat (77 persen), orgasme (66 persen), kepuasan (65 persen).
- Usia di atas 70 tahun: hasrat (96 persen), kepuasan (88 persen), dan orgasme (87 persen).
Pengobatan untuk gangguan seksual
Beberapa faktor risiko FSD, meliputi usia, riwayat pelecehan seksual atau infeksi menular seksual, depresi, status sosial ekonomi rendah, gaya hidup, kesehatan fisik secara keseluruhan, dan pengalaman seksual.
Studi telah menunjukkan kategori utama disfungsi seksual terkait dengan berkurangnya kepuasan fisik, emosional, dan kesejahteraan secara umum, kata peneliti.
“FSD berpengaruh besar pada kualitas hidup wanita; penghargaan terhadap diri, rasa keutuhan, dan hubungan, secara serius berdampak merugikan,” kata anggota tim studi Dr Debra Fromer, Kepala Pusat Kesehatan Kandung Kemih, Prostat, dan Tulang Panggul di Hackensack University Medical Center, New Jersey.
Karena itu, Fromer menegaskan, sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah seksual.
“Misalnya sejumlah hormon dan pengobatan lainnya telah terbukti bermanfaat bagi wanita dengan FSD,” tambahnya.
Namun, sebuah tinjauan terbaru dari 101 studi tentang gangguan orgasme wanita, dimana seorang wanita mengalami kesulitan mencapai klimaks atau orgasme sama sekali, menunjukkan bahwa pengobatan untuk gangguan tersebut tidak memadai. Selain itu, Food and Drug Administration (FDA) baru-baru ini menetapkan bahwa obat flibanserin (Viagra wanita) tidak meningkatkan hasrat seksual seorang wanita.
Hasil penelitian di atas dipublikasikan di BJUI, jurnal Asosiasi Ahli Bedah Urologi Inggris edisi Agustus
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi blog ini