Aksi komplotan perompak di Selat Malaka yang berhasil digulung Polda Aceh dilakukan secara terorganisasi. Kapolda Aceh Irjen Iskandar Hasan mengungkapkan, aksi mereka dikendalikan dari balik penjara.
“Bos mereka seorang terpidana di LP Tanjung Gusta, Sumatera Utara,” kata Iskandar kepada wartawan di Banda Aceh, Senin (26/9/2011).
Lelaki berinisial Ar yang kini mendekam di LP Tanjung Pura merupakan pemimpin organisasi yang diberi nama “Atjeh Darussalam”, kelompok para perompak tersebut.
Menurut Iskandar, para bajak laut yang beraksi di lapangan sering berkomunikasi dengan Ar melalui handphone.
Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui para bajak laut tersebut sering menjadikan kapal-kapal berbendera asing yang melintas di Selat Malaka sebagai sasaran. Mereka mengaku telah menyandera beberapa kapal yang berbendera Thailand.
Mereka memiliki garis komando termasuk tata cara pembagian hasil perompakan. Hasil perompakan, seperti diungkap Iskandar menyebutkan, 60 persen untuk pelaku yang bekerja di lapangan, 30 persen disumbangkan untuk organisasi.
Uniknya lagi, 10 persen sisa dari hasil perompak itu disumbangkan untuk membantu anak yatim piatu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polisi berhasil meringkus empat bajak laut masing-masing berinisial Mun, Maw, Has dan Is, warga Peurlak, Aceh Timur bersama sejumlah barang bukti. Mereka berpura-pura kehabisan bahan bakar saat beraksi.
Iskandar menyebutkan pihaknya bekerjasama dengan Polda Sumut dalam mengembangkan lagi kasus ini.
“Bos mereka seorang terpidana di LP Tanjung Gusta, Sumatera Utara,” kata Iskandar kepada wartawan di Banda Aceh, Senin (26/9/2011).
Lelaki berinisial Ar yang kini mendekam di LP Tanjung Pura merupakan pemimpin organisasi yang diberi nama “Atjeh Darussalam”, kelompok para perompak tersebut.
Menurut Iskandar, para bajak laut yang beraksi di lapangan sering berkomunikasi dengan Ar melalui handphone.
Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui para bajak laut tersebut sering menjadikan kapal-kapal berbendera asing yang melintas di Selat Malaka sebagai sasaran. Mereka mengaku telah menyandera beberapa kapal yang berbendera Thailand.
Mereka memiliki garis komando termasuk tata cara pembagian hasil perompakan. Hasil perompakan, seperti diungkap Iskandar menyebutkan, 60 persen untuk pelaku yang bekerja di lapangan, 30 persen disumbangkan untuk organisasi.
Uniknya lagi, 10 persen sisa dari hasil perompak itu disumbangkan untuk membantu anak yatim piatu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polisi berhasil meringkus empat bajak laut masing-masing berinisial Mun, Maw, Has dan Is, warga Peurlak, Aceh Timur bersama sejumlah barang bukti. Mereka berpura-pura kehabisan bahan bakar saat beraksi.
Iskandar menyebutkan pihaknya bekerjasama dengan Polda Sumut dalam mengembangkan lagi kasus ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi blog ini