SIPIROK ( Berita ) : Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul M Pasaribu, meresmikan bangunan baru pasar tradisional Sipirok, Kec. Sipirok, yang pembangunannya berbiaya Rp 6,4 miliar bersumber dana APBN 2010 dan APBD 2011, Rabu (7/3).
Pasar tradisional yang dibangun permanen di atas lokasi eks Pasar Bawah Sipirok ini, merupakan pasar terbesar di antara 12 pasar tradisional yang dibangun Pemkab Tapsel selama tahun anggaran 2010 dan 2011.
Menurut laporan Kadis Perindagkop UKM Tapsel, Ir. Junaim Nasution, pasar ini terdiri dari 194 kios permanen dibagi dalam empat kategori berdasarkan ukuran panjang dan lebar kios.
Kemudian dilengkapi sarana kamar mandi, musholla, dan ruangan kepala pasar.“Semua pintu kios terbuat dari rolling door. Sudah 94 pedagang yang mengurus Surat Perjanjian Sewa Menyewa (SPSM), dan dan kita mengutamakan pedagang lama yang berasal dari Pasar Atas dan Pasar Bawah. Kepemilikan kios akan diundi pada 13 Maret,” katanya.
Selain itu penataan pedagang di pasar tradisional ini ditempatkan berdasarkan empat zonaisasi. Yakni, zona makanan, zona sandang, zona bahan bangunan dan elektronit, serta zona jasa. Tujuannya agar para pedagang terkelompokkan berdasarkan jenis barang dagangannya.
Dengan dibangunnya pasar tradisional Sipirok ini, Pemkab Tapsel akan memperoleh kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pos retribusi penerbitan SPSM, pelayanan pasar, persampahan, dan kamar mandi, sebesar Rp 368.835.000 per tahun.
Sementara Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu, menegaskan pasar ini akan tetap disebut sebagai pasar tradisional. Karena sasaran pembangunannya adalah perekonomian masyarakat bawah, sehingga pedagang tradisional tidak tertutupi pasar modern seperti plaza dan mall.
Ruang Terbuka Hijau Pada kesempatan itu, Bupati Tapsel menegaskan yang ditampung di pasar tradisiona lini adalah para pedagang yang selama ini berjualan di Pasar Atas , Pasar Bawah Sipirok, dan pedagang yang selama ini belum punya kios.
“Dalam waktu dekat Pasar Atas Sipirok akan diubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH) atau dijadikan alun-alun kota. Karena setelah kita komunikasikan, Dirjen Cipta Karya telah menyatakan kesediaan untuk membantu pembangunannya,” ujar Syahrul. RTH tersebut nantinya akan difasilitasi sejumlah sarana, seperti kios souvenir,pameran, dan pusat jajanan layaknya seperti Merdeka Walk di Medan.
Karena dengan begitu Pasar Sipirok diyakini akan semakin hidup dan berkembang.Sipirok Ibukota Kabupaten, Bupati Syahrul M Pasaribu menyatakan, ke depan berbagai bentuk pembangunan akan dijalankan di Pasar Sipirok dan sekitarnya. Hal ini sebagai bentuk dukungan dan pendorong perkembangan Sipirok sebagai ibukota Kab.Tapsel.
Berbagai komunikasi intensif telah dilakukan agar pemerintah atasan di provinsi dan pusat mau mengucurkan anggaran pembangunan ke Sipirok. Sepereti halnya pembangunan jalur alternatif di Jalinsum Aek Latong ke Kementerian PU melalui Balai Besar Jalan Nasional (BBJN).
“Alhamdulillah pembangunan jalur pengalihan Aek Latong saat ini sudah memasuki tahap tender keduad engan biaya Rp15 miliar. BBJN memastikan di Desember nanti jalan itu sudah bisad igunakan,” ucapnya.
Kemudian pada tahun ini juga Pemprov Sumatera Utara dalam APBD telah menganggarkan peningkatan pembangunan jalan provinsi jurusan Sipirok - Sipagimbar (Tapsel)– Siborongborong (Taput).“Ini semua bertujuan agar akses transportasi ke kota Sipirok tidak terputus.
Karena jika satu saat nanti Aek Latong tidak bisa dilalui, Sipirok tidak menjadi kota mati karena tidak adanya pengendara yang melintas dari arah Padang-sidimpuan ke Medan atau sebaliknya,” kata Syahrul.
Turut hadir, Plt Sekdakab Aswin Efendi Siregar, anggota DPRD Tapsel dari Komisi II,para Asisten dan Kepala Dinas, Camat, Kapolsek, Kacabjari, Danramil, para pedagang,tokoh masyarakat dan ratusan warga Pasar Sipirok sekitarnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi blog ini