ilustrasi
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA Spanyol bekerja sama memproduksi pesawat angkut militer ringan C-295. "Pesawat C-295 ini merupakan hasil pengembangan dari CN-235. Hanya saja badannya diperpanjang tiga meter, tapi wing-nya sama, dan memiliki `engine` yang lebih besar," kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso usai bertemu CEO Airbus Military dan Wakil Menteri Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (4/10).
Kedua pihak sepakat untuk membuat enam hingga sembilan unit pesawat. Sebagian pesawat akan dibangun EADS-CASA di fasilitas pabrik pesawat terbang milik Airbus Military di San Pablo, Sevilla, Spanyol.
Pesawat CN-235 merupakan buah karya bersama PT DI kala masih bernama PT Nurtanio dengan CASA. Sedangkan untuk C-295 yang mengudara pertama kali pada 1998 berbobot 50 persen lebih tambun dari pendahulunya, termasuk dibekali mesin PW127G turboprop besutan Pratt & Withney. Khusus untuk pembuatan C-295, lanjut Budi, sebanyak tiga unit akan dikerjakan di pabrik pesawat terbang PT DI dan sisanya di Spanyol.
Budi menjelaskan, varian C-295 memiliki daya angkut hingga 9,2 ton dan masuk kategori medium military lift. Pesawat C-295 ini lebih efisien dalam hal perawatan dan penggunaan bahan bakar, yaitu mampu terbang 5.300 kilometer dengan membawa bahan bakar hingga 4,5 ton.
Selain itu, EADS-CASA juga sudah berhasil mengembangkan varian C-295 MPA untuk patroli maritim dan C-295 AEWCS dengan kemampuan pesawat peringatan dini dilengkapi radar di badan pesawat yang mampu berputar 360 derajat. "Dengan model ini, kami bisa masuk ke pasar luar negeri. Karena kalau hanya mengandalkan di dalam negeri, tidak akan mencukupi (kebutuhan PT DI)," kata Budi.
Dia menambahkan, pesawat ini menjadi "the best selling medium airlifter" karena paling banyak diminati pasar
Kedua pihak sepakat untuk membuat enam hingga sembilan unit pesawat. Sebagian pesawat akan dibangun EADS-CASA di fasilitas pabrik pesawat terbang milik Airbus Military di San Pablo, Sevilla, Spanyol.
Pesawat CN-235 merupakan buah karya bersama PT DI kala masih bernama PT Nurtanio dengan CASA. Sedangkan untuk C-295 yang mengudara pertama kali pada 1998 berbobot 50 persen lebih tambun dari pendahulunya, termasuk dibekali mesin PW127G turboprop besutan Pratt & Withney. Khusus untuk pembuatan C-295, lanjut Budi, sebanyak tiga unit akan dikerjakan di pabrik pesawat terbang PT DI dan sisanya di Spanyol.
Budi menjelaskan, varian C-295 memiliki daya angkut hingga 9,2 ton dan masuk kategori medium military lift. Pesawat C-295 ini lebih efisien dalam hal perawatan dan penggunaan bahan bakar, yaitu mampu terbang 5.300 kilometer dengan membawa bahan bakar hingga 4,5 ton.
Selain itu, EADS-CASA juga sudah berhasil mengembangkan varian C-295 MPA untuk patroli maritim dan C-295 AEWCS dengan kemampuan pesawat peringatan dini dilengkapi radar di badan pesawat yang mampu berputar 360 derajat. "Dengan model ini, kami bisa masuk ke pasar luar negeri. Karena kalau hanya mengandalkan di dalam negeri, tidak akan mencukupi (kebutuhan PT DI)," kata Budi.
Dia menambahkan, pesawat ini menjadi "the best selling medium airlifter" karena paling banyak diminati pasar
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat berarti bagi blog ini